Magelang — Gelaran Ngisis Jaran #2 di Khazanah Budaya Grabag 2025 kembali mencetak rekor. Acara yang berlangsung Minggu (30/11/2025) di Lapangan Ngasinan, Grabag, Kabupaten Magelang, ini sukses mengumpulkan lebih dari 500 jaran kepang dari berbagai daerah, menjadikannya salah satu ajang pertemuan kolektor jaran kepang terbesar di Kabupaten Magelang.
Ratusan pecinta dan kolektor jaran kepang datang dari Magelang, Temanggung, hingga Wonosobo, membawa beragam jenis jaran kepang—mulai dari model klasik hingga karya kontemporer yang kini makin diminati generasi muda. Sejak pagi, Lapangan Ngasinan menjadi lautan warna dan energi budaya yang hidup.
Ketua Panitia Khazanah Budaya Grabag 2025, Permadi Rifki, menegaskan bahwa Ngisis Jaran adalah ruang temu yang istimewa.
“Ngisis Jaran bukan hanya ajang memamerkan koleksi. Ini wadah silaturahmi, tempat para pelestari budaya saling bertukar pengetahuan dan meneguhkan komitmen menjaga tradisi,” ujar Rifki.
Dukungan kuat juga datang dari para tokoh lintas komunitas, salah satunya Gus Pri dari Forum Komunikasi Jaran Kepang Temanggung, yang turut hadir mendampingi rombongan Temanggung.
“Kami senang bisa ikut nyengkuyung acara ini. Ngisis Jaran memberi ruang besar bagi identitas budaya yang selama ini hidup di masyarakat. Kalau acara seperti ini terus dijaga, jaran kepang tidak hanya lestari—tapi juga berkembang,” tutur Gus Pri.
Sebagai salah satu special event di Khazanah Budaya Grabag 2025, Ngisis Jaran #2 bukan sekadar tontonan. Ia menjadi momentum bersama untuk memperkuat jejaring pelestari budaya di kawasan Magelang Raya. Ribuan pengunjung tampak antusias mengabadikan barisan jaran kepang yang tersusun memanjang mengelilingi lapangan, menciptakan pemandangan yang jarang ditemui bahkan di event budaya besar.
Dengan lonjakan peserta dan dukungan lintas komunitas, Ngisis Jaran #2 kian mengukuhkan Grabag sebagai salah satu pusat gerakan pelestarian jaran kepang di Indonesia.(Azh)